Apem: Simbol Pengampunan dan Kesederhanaan

Apem, kue tradisional yang lembut dan beraroma khas ini tidak hanya lezat tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, apem berasal dari bahasa Arab afuwwun yang berarti maaf atau ampunan. Sehingga oleh masyarakat, kue ini dianggap sebagai simbol memohon pengampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bahan yang digunakan untuk membuat apem terbilang sederhana, yaitu tepung beras, tape singkong, santan, gula, dan sedikit garam. Kesederhanaan bahan ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jawa yang menerapkan nilai kesederhanaan dalam kesehariannya. Setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan apem memiliki simbolisme tersendiri. Misalnya, tape singkong yang difermentasi dianggap melambangkan proses pendewasaan dan perubahan. Selain itu, santan yang kaya akan lemak dan memberikan rasa gurih yang khas menjadi lambang kemakmuran.
Terdapat satu bahan yang membedakan apem khas Mangkunegaran dengan apem lainnya, yaitu tape singkong yang dibuat secara manual menggunakan tangan (diuleni). Selain itu, proses membuat apem di Mangkunegaran masih dilakukan secara tradisional menggunakan tungku. Pembakaran yang lambat dan merata menghasilkan apem dengan tekstur yang lembut dan matang sempurna. Proses pembuatannya yang penuh makna menjadi simbol pengabdian dan kesetiaan para abdi dalem terhadap Mangkunegaran.
Kue apem di Mangkunegaran kerap disajikan dalam berbagai acara seperti ruwatan, wilujengan, perayaan hari besar, atau sebagai hidangan khusus untuk para tamu agung. Pada bulan Ramadan, apem biasanya disajikan dalam satu rangkaian dengan kolak dan ketan. Kolak yang berisi pisang kepok, memiliki makna ben kapok, maksudnya agar manusia memiliki rasa kapok dan segera bertobat. Sementara itu, ketan digunakan sebagai pengharapan agar hubungan sesama manusia semakin erat. Jadi dengan menyantap tiga hidangan ini, mengingatkan masyarakat untuk menyelaraskan hubungannya secara vertikal maupun horizontal.
Lebih dari sekedar camilan, kue apem adalah sebuah karya seni yang lahir dari proses yang penuh makna. Dibalik kelezatannya, tersimpan filosofi mendalam tentang permohonan ampun dan kesederhanaan, sehingga melalui apem kita diajak untuk merenung dan memperbaiki diri.