3 Oktober 2024

Teladan Keprajuritan dalam Serat Tripama

Teladan Keprajuritan dalam Serat Tripama
Pasukan Legiun Mangkunegaran Pelatihan Baris-berbaris di Pamedan Mangkunegaran sekitar Tahun 1922-1925 (Sumber: KITLV)

Terdiri dari dari tujuh bait tembang dhandhanggula, Serat Tripama menjadi karya sastra Jawa hasil gubahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro IV yang mengajarkan nilai teladan keprajuritan. Tripama berasal dari dua kata yaitu tri yang berarti tiga dan pama yang artinya perumpamaan atau contoh, sehingga tripama berarti tiga teladan. Karya sastra ini berkisah mengenai tiga tokoh pewayangan yang dijadikan sebagai teladan prajurit. Selain itu, serat ini juga memuat ajaran-ajaran tentang kepemimpinan, keberanian, dan pengabdian.


Kisah tiga tokoh pewayangan yang digunakan sebagai teladan prajurit dalam Serat Tripama antara lain, Patih Suwanda dari Kerajaan Maespati, Kumbakarna dari Kerajaan Alengka, dan Adipati Karna di Kerajaan Astina. Tokoh pertama yang dikisahkan adalah Patih Suwanda. Kesetiaan tanpa batas terhadap pemimpin dan Negara membuatnya rela berkorban jiwa raga demi menjalankan tugas dan perintah yang diberikan kepada dirinya. K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV pada bait pertama menganjurkan untuk meneladani Patih Suwanda dalam tiga hal, yaitu pandai, mampu, dan berani.


Sosok kedua yang diceritakan dalam serat ini yaitu Raden Kumbakarna yang menampilkan keberanian dan cinta tanah air yang tak tergoyahkan. Meskipun memiliki kekuatan luar biasa, ia tetap menjunjung tinggi dharma dan kebenaran. Selanjutnya, tokoh pewayangan terakhir yang dikisahkan pada Serat Tripama adalah Adipati Karna sebagai gambaran sosok yang penuh semangat juang dan pantang menyerah. Meskipun seringkali berada dalam posisi sulit, ia tetap teguh pada pendiriannya.


Nilai-nilai kepahlawanan, kesetiaan, dan pengabdian yang tertuang dalam Serat Tripama tidak hanya relevan di masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini. Dalam era yang penuh tantangan, sosok prajurit dalam serat tersebut mengingatkan kita akan pentingnya memiliki integritas, keberanian, dan semangat untuk berjuang demi kebaikan bersama. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut, kita dapat membangun bangsa yang lebih tangguh dan berakhlak mulia.


Lainnya yang serupa