12 Agustus 2024

Manisnya Gula Tasikmadu

Manisnya Gula Tasikmadu
Pabrik Gula Tasikmadu pada Awal Abad ke-20 (Sumber: KITLV)

Mangkunegaran mendirikan pabrik gula pertamanya yakni Pabrik Gula Colomadu pada tahun 1861 dan berhasil memperoleh banyak keuntungan. Sepuluh tahun kemudian, keuntungan yang telah dikumpulkan dijadikan sebagai modal untuk membangun pabrik gula keduanya, yaitu Pabrik Gula Tasikmadu. Wilayah ini merupakan dataran rendah yang terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu dan sebelah timur wilayah Mangkunegaran.


Peletakan batu pertama Pabrik Gula Tasikmadu dilakukan pada tanggal 11 Juni 1871 dan pembangunan selesai pada tahun 1874. Nama Tasikmadu terdiri dari dua kata, yakni tasik yang berarti laut dan madu yang berarti manis merujuk pada gula. K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV sebagai pendiri menyematkan harapan agar gula yang dihasilkan dari sana melimpah ruah bagaikan lautan madu.


Pabrik Gula Tasikmadu terus mengalami perkembangan sehingga profit yang dihasilkan terus bertambah. Pada tahun 1912, jumlah produksi gula dari Pabrik Gula Tasikmadu mencapai 99.052 kuintal. Jumlah tersebut kurang lebih sebanyak dua kali lipat jika dibandingkan dasawarsa pertama pada abad ke-20. Salah satu faktor utamanya adalah pada tahun 1912 dilakukan pembangunan gedung dan instalasi mesin baru yang mendorong peningkatan kapasitas giling.


Sejak awal berdiri hingga sekitar tahun 1920, Pabrik Gula Tasikmadu menjadi salah satu pengekspor gula terbesar di Pulau Jawa, baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Semua hasil produksi gula dari Pabrik Gula Tasikmadu dikirim melalui jalur kereta api Solo ke Semarang atau Surabaya. Setelah itu, gula diedarkan lebih jauh melalui pelabuhan besar untuk dikirim ke luar Pulau Jawa, bahkan mancanegara.


Manis yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Tasikmadu tidak hanya gula, melainkan jauh lebih luas lagi. Keuntungan yang diperoleh dari pabrik ini dapat dirasakan oleh banyak pihak, bukan hanya pemilik yaitu Sentana Dalem Mangkunegaran, tetapi juga rakyatnya. Misalnya, bagi Mangkunegaran, pendapatan yang masuk digunakan untuk meningkatkan modal usaha baik untuk pengembangan pabrik gula maupun usaha lain, untuk membayar gaji dan tunjangan para bangsawan, serta aparat pemerintahan Mangkunegaran. Sedangkan untuk kepentingan rakyat, dampak positif keberadaan pabrik gula ini dirasakan dalam bentuk pembangunan dan biaya operasional irigasi pertanian, sarana pendidikan, klinik kesehatan, dan lain sebagainya.

Lainnya yang serupa