12 Agustus 2024

Pelayanan Kesehatan di Mangkunegaran pada Era K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII

Pelayanan Kesehatan di Mangkunegaran pada Era K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII
Pembukaan Ziekenzorg Surakarta Tahun 1922 (Sumber: Nationaal Museum van Wereldculturen)

Pada awal abad ke-20, di Hindia Belanda khususnya Surakarta muncul berbagai jenis penyakit, seperti pes, malaria, diare, dan disentri. Maka dari itu, pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan yang mendesak dan harus terpenuhi. Saat itu, terdapat beberapa rumah sakit modern di Surakarta, antara lain Panti Rogo, Zending Ziekenhuis, dan Ziekenzorg.


Ziekenzorg berlokasi di wilayah Mangkubumen yang termasuk dalam wilayah Mangkunegaran. K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII melalui bevolkingfonds (dana rakyat) memberikan subsidi dalam pembangunan rumah sakit ini pada tahun 1921. Bevolkingfonds yang disediakan oleh Mangkunegaran tidak hanya digunakan untuk membangun fasilitas umum, tapi juga biaya operasionalnya. Dana ini diutamakan untuk membantu pasien yang kurang mampu. Pada tahun 1925, dana rakyat difokuskan untuk membiayai pemeliharaan kesehatan masyarakat.


Mangkunegaran tidak hanya berfokus pada kesehatan masyarakat di perkotaan, tapi juga di wilayah pedesaan. Maka dari itu, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII juga membangun poliklinik-poliklinik yang tersebar di berbagai wilayah, seperti di Karanganyar dan Karangpandan. Selain itu, dibangun juga poliklinik yang dikhususkan untuk memfasilitasi para pekerja pabrik milik Mangkunegaran seperti Pabrik Gula Colomadu dan Tasikmadu.


Poliklinik Colomadu dibangun tahun 1916. Pada saat itu, jumlah pasien terus bertambah sehingga poliklinik ini kemudian diperbesar menjadi rumah sakit pada tahun 1919. Layanan yang diberikan kepada penduduk tak hanya rawat jalan, melainkan juga rawat inap.


Kehadiran fasilitas kesehatan di Mangkunegaran mendapatkan respon positif dari masyarakat. Mereka yang awalnya hanya bertumpu pada pengobatan tradisional kemudian memanfaatkan sarana kesehatan modern. Pengawasan sarana kesehatan di daerah luar Kota Mangkunegaran, baik Tasikmadu maupun Colomadu awalnya dikoordinasikan oleh dokter pabrik gula. Sejak tahun 1934 pengawasan kesehatan diawasi secara langsung oleh dokter Pura Mangkunegaran.


Selain kesehatan fisik, Mangkunegaran juga melakukan pemeliharaan kesehatan mental rakyat. Bentuknya berupa kerja sama dengan pihak rumah sakit jiwa di Mangunjayan, Lawang, Magelang, dan Bogor untuk menangani pasien gangguan kejiwaan di masing-masing wilayah tersebut. Antara tahun 1929 hingga 1937, Pemerintah Mangkunegaran mengeluarkan sejumlah dana untuk biaya rehabilitasi pengobatan dan penyembuhan penderita penyakit jiwa.


Mangkunegaran pada era kepemimpinan K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII melakukan berbagai upaya untuk mensejahterakan rakyat. Salah satunya adalah dengan memberikan fasilitas kesehatan yang tidak hanya ditujukan untuk masyarakat di wilayah kota, tapi juga pedesaan. Selain membangun, biaya operasional juga diberikan untuk memfasilitasi pasien yang kurang mampu. Dengan langkah tersebut diharapkan penduduk di wilayah Mangkunegaran dapat terhindar dari berbagai penyakit yang mewabah dan dapat hidup dengan sehat.


Lainnya yang serupa