12 Agustus 2024

Penanganan Wabah Penyakit Pes di Wilayah Mangkunegaran

Penanganan Wabah Penyakit Pes di Wilayah Mangkunegaran
Ponten Mangkunegaran tampilan depan

Wabah penyakit bukanlah hal baru yang terjadi di masyarakat, termasuk di Kota Surakarta dan sekitarnya. Apabila menelisik sejarah kesehatan di Indonesia, maka salah satu wabah penyakit yang paling mematikan adalah pes. Penyakit pes adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Seseorang bisa terserang penyakit pes apabila digigit kutu yang sebelumnya menghisap darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut, seperti tikus, kelinci, tupai, kucing, dan anjing liar.


Pada tahun 1915-1929 penyakit pes ditemukan di distrik dalam kota dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Jumlah kasus wabah penyakit pes di wilayah Mangkunegaran teridentifikasi sebanyak 1.043 kasus dengan rincian Onderdistrict Kota Mangkunegaran 785 kasus, Colomadu 178 kasus, dan Gondangrejo 80 kasus. Di Karanganyar hanya terdapat 24 kasus yang tersebar di empat wilayah, yakni Kebakkramat, Jaten, Miri, dan Tasikmadu. Padatnya jumlah penduduk di Kota Mangkunegaran membuat penyebaran penyakit pes menjadi lebih masif.


Wabah penyakit pes di Mangkunegaran pada umumnya terjadi akibat dari pola hidup penduduk dan lingkungan yang kurang bersih. Pola perkampungan penduduk yang tidak teratur dan bahan bangunan rumah yang lembab menjadi sarang tikus. Kondisi seperti itu membuat penyebaran penyakit pes akan mudah menyebar. Ketika tikus-tikus yang telah terinfeksi pinjal (kutu tikus) mati, maka pinjal tidak ikut mati melainkan berpindah ke tikus yang lain hingga menular ke tubuh manusia.


K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII berupaya untuk memberantas wabah penyakit pes dengan beberapa cara, antara lain:


  • Mengisolasi penduduk

Upaya yang dilakukan Mangkunegaran dalam memberantas wabah penyakit pes dengan cara mengisolasi warga yang telah terjangkit penyakit. Di tempat isolasi tersebut, pasien dikontrol kondisinya dan diberi pengobatan.


  • Memperbaiki rumah penduduk

Kepala Dinas Pemberantasan Penyakit Pes Praja Mangkunegaran melakukan perbaikan terhadap rumah-rumah penduduk yang dianggap tidak tidak memenuhi standar kesehatan. Saat itu, kriteria rumah sehat antara lain lantai harus selalu kering, memiliki pintu dan jendela, berventilasi, tidak ada genangan air di sekitar rumah, dan setiap sumur harus dibuatkan penghalang di bagian luar supaya air tetap steril.


  • Pembangunan klinik dan rumah sakit

Pada tahun 1921, Mangkunegaran berhasil mendirikan Rumah Sakit Ziekenzorg yang berlokasi di sebelah barat Pura Mangkunegaran. Rumah sakit pertama di Surakarta ini setiap tahun mendapatkan subsidi dari Mangkunegaran untuk membiayai operasional. Selain rumah sakit, Mangkunegaran juga mendirikan poliklinik. Pada tahun 1924 tercatat telah berdiri 8 poliklinik yang tersebar lokasinya. Pendirian poliklinik kesehatan bertujuan membantu penduduk yang rumahnya jauh dari rumah sakit pusat.


  • Membangun kamar mandi dan toilet umum

Saat itu, tidak semua rumah warga memiliki kamar mandi dengan air bersih di rumah masing-masing. Tidak sedikit penduduk yang masih mengandalkan sungai sebagai tempat untuk mandi dan mencuci baju. Air sungai yang dipakai tidak terjamin kebersihannya. Oleh karena itu, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII membangun kamar mandi dan toilet umum yang tersebar di seluruh wilayah Mangkunegaran. Salah satunya Ponten Mangkunegaran yang berlokasi di Kelurahan Ketelan, Banjarsari, Surakarta. Bangunan tersebut masih hingga saat ini.


  • Menanamkan budaya hidup bersih

K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII membiasakan masyarakat untuk hidup bersih. Salah satunya dengan menjemur bantal, guling, dan tikar setiap hari Rabu dan menyapu rumah setiap hari. Kegiatan ini diawasi oleh Mantri Pes, dan bagi yang melanggar peraturan akan mendapat hukuman.



Wabah penyakit adalah fenomena yang terjadi secara berulang. Meskipun penyakitnya berbeda, tetapi polanya serupa. Biasanya, penyebabnya adalah pola hidup dan kualitas kebersihan lingkungan. Keberhasilan Mangkunegaran dalam memberantas wabah penyakit pes tak bisa dilepaskan dari kerjasama berbagai pihak. Upaya K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII dapat terlaksana karena didukung oleh semangat dari masyarakat untuk hidup sehat.


Lainnya yang serupa