Angsukayana Batik Mangkunegaran: Menghidupkan Warisan Budaya dan Menyusun Masa Depan Batik Nasional
Mangkunegaran menyelenggarakan Angsukayana Batik Mangkunegaran pada 1-2 Novmber 2024, yang bertepatan dengan Tingalan Wiyosan Setu Pon, dengan Klenengan yang menampilkan pagelaran gamelan Gangsal Kyai Kanyut Mesem di Pendhapa Ageng, Pura Mangkunegaran, pada Jumat malam (1/11) atau Setu Pon, 29 Bakda Mulud JE 1958.
Rangkaian acara Angsukayana Batik Mangkunegaran dilanjut dengan gelaran Sarasehan Batik di Dalem Prangwedanan, Pura Mangkunegaran, pada Sabtu pagi (2/11). Sarasehan batik menjadi wadah diskusi membahas kebudayaan batik secara mendalam.
“Budaya Batik: Menghidupkan Warisan, Menguatkan Masa Depan” diangkat sebagai tema diskusi yang mengundang para pegiat batik meliputi pengerajin, pengusaha, dan pengamat batik, seperti Batik Danar Hadi, Batik Giriarum, Batik Hardjonegaran, Batik Kanjengan, Batik Keris, dan Iwan Tirta Private Collection.
Sarasehan batik juga dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro X, dan beberapa perwakilan dari Mangkunegaran selaku tuan rumah penyelenggara.
Kanjeng Pangeran Haryo (K.P.H.) Tjuk Susilo, Pengageng Kawedanan Mandrapura Mangkunegaran, hadir memberikan sambutan acara sebagai perwakilan Mangkunegaran. Dalam sambutannya, K.P.H. Tjuk Susilo menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada para pengerajin batik yang telah menyempatkan hadir dalam diskusi di Dalem Prangwedanan, Pura Mangkunegaran.
Selain itu, K.P.H. Tjuk Susilo juga menyampaikan harapan dari terselenggaranya acara ini dapat menjawab tantangan kebudayaan batik di masa kini. “Kita berbincang-bincang, bersarasehan, menghasilkan rumusan bagaimana batik Mangkunegaran kedepannya bagaimana,” ucap K.P.H. Tjuk Susilo dalam sambutannya.
Pemaparan presentasi dari berbagai narasumber mengawali sarasehan batik. Hadirnya Menteri Kebudayaan Republik Indonesia menjadi kesempatan untuk beberapa narasumber menyampaikan permasalahan yang mereka alami agar lebih mendapatkan perhatian dari pemerintah. Salah satunya, Batik Giriarum yang merupakan paguyuban dari para pengrajin batik di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.
Sesi diskusi sarasehan dipimpin langsung oleh Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Surakarta Retno Wulandari dan Staff Ahli dari K.G.P.A.A. Mangkoenagoro X, Christopher Kwan. Diskusi dalam sarasehan membahas batik sebagai proses budaya mulai dari filosofi, cara pembuatannya, hingga pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Wiyosan Setu Pon menjadi penutup rangkaian Angsukayana Batik Mangkunegaran. Beksan Srimpi Pandelori dari Langenpraja Mangkunegaran, Beksan Ambabar Batik dari Sanggar Soerya Soemirat, dan Srimpi Srimpet dari Komunitas Sahita ditampilkan dalam Wiyosan Setu Pon di Dalem Prangwedanan pada Sabtu malam (2/11).